Senin, 28 Oktober 2013

Tugas Softskill (Jaringan Wireless)



APLIKASI WIRELESS LAN PADA PERUSAHAAN


Nama Kelompok:
Elsa Marisi Manurung (12110344)
Elyda Azarya (12110353)


JUDUL
ABSTRAKSI
DAFTAR ISI
BAB I             PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
1.2              Tujuan Penulisan
1.3              Metode Penulisan
BAB II                        TINJAUAN PUSTAKA
2.1              Pengenalan Wireless
2.2              Konsep Dasar WLAN
2.3              Topologi WLAN
2.4              Acess Point
2.5              Media Transmisi
2.6              Load Balancing
BAB III          PEMBAHASAN
3.1              Aplikasi Wireless LAN
3.2              Wireless LAN Sebagai Pengendali Bisnis
3.3              Keamanan Wireless LAN di Perusahhaan
3.4              Resiko Serangan Yang di Hadapi
3.5              Keuntungan Wireless LAN Pada Perusahaan
BAB IV          KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

Pada zaman ini, internet bukanlah sesuatu yang asing lagi, karena internet sudah merupakan suatu kebutuhan. Dan sekarang sudah banyak bermunculan wireless di tempat-tempat yang banyak di kunjungi orang. Begitu juga pada perkantoran baik yang berskala menengah atau besar, Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peerdalam ruangan dan juga point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.

Kata kunci : wireless, perkantoran, jaringan
BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

WLAN saat ini banyak digunakan pada perkantoran baik yang berskala menengah atau besar.Berbagai jenis teknologi jaringan yang menggunakan wireless telah atau akan segera mengangkat pasar bisnis meskipun demikian, wireless local area network (LAN) melalui standard 802.11x diperkirakan menjadi standard yang umum dipakai di perusahaan perusahaan. Produk 802.11b yang beroperasi pada 2,4 Ghz dapat mengirimkan paket sebesar 11 Mbps sebanding dengan performance dari standard ethernet yang menggunakan koneksi kabel. Versi 802.11a beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi dan menjanjikan kecepatan yang lebih cepat secara signifikan. Produk versi 802.11b mempunyai biaya yang lebih kecil dan performance yang lebih kuat. Versi ini banyak dipakai dibanyak departemen atau di kantor-kantor di Amerika dan personal atau di rumahrumah, sekalipun staff IT dan para administrator management keamanan belum mengenal wireless LAN sebagai suatu pendekatan teknologi. Paper ini memusatkan pada masalah keamanan melalui standard wireless LAN yang saat ini dipakai.

1.2  Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan jurnal ini adalah memahami segala sesuatu tentang wireless, baik itu keuntungannya, kelemahannya, ataupun segala sesatu yang terdapat didalam wireless. Serta memahami keamanan wireless LAN pada suatu perusahaan  dan juga utuk memahami metode keamanan yang di pakai pada perusahan tersebut.

1.3  Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pembuatan jurnal ini adalah dengan literature. Yaitu mencari informasi yang berhubungan dengan metode WEP, WPA, dan WTLS dari beberapa sumber, baik itu melalui browsing maupun sumber-sumber literature tertulis (buku).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Pengenalan Wireless

Wireless adalah suatu koneksi antar satu perangkat dengan perangkat lainnya tanpa menggunakan kabel.

Wireless LAN adalah suatu jaringan komputer yang saling terhubung melalui tanpa kabel. Local Area Network dari komputer maupun dari peralatan lainnya dapat dikembangkan lewat sinyal radio atau gelombang cahaya. Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan menerima data tanpa adanya membutuhan kabel untuk saling menghubungkan. Akibatnya pengguna mempunyai fleksibilitas yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. 

Dizaman era globalisasi ini sudah banyak tempat - tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi yang biasa disebut dengan hotspot. Dengan hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (hotspot) terdekat.

2.2    Konsep Dasar WLAN

 Wireless LAN atau jaringan area local nirkabel yang menghubungkan dua atau lebih komputer atau perangkat yang menggunakan spektrum-tersebar atau OFDM modulasi berbasis teknologi yang memungkinkan komunikasi antar perangkat yang terbatas di daerah tersebut. Ini akan memberikan pengguna dengan mobilitas untuk berpindah disekitar area cakupan yang luas dan masih dapat terhubung ke jaringan.

Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fase yang berbeda-beda.
Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan jugapoint to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.
Sejak  wireless menggunakan komunikasi yang lebih yang lebih terbuka untuk media komunikasi maka digunakan lah Wired Equivalent Pripacy (WEP), Wi-fi Protected Access (WPA, WPA2) dan Wireless Transpot Layer Security (WTLS) untuk memastikan jaringan nirkabel computer.

2.3    Topologi WLAN

  • AD Hoc
Merupakan jaringan sederhana dimana komunikasi terjadi diantara 2 perangkat
atau lebih pada cakupan area tertentu tanpa harus memerlukan sebuah access point
atau server.
Ad-Hoc or Peer-to Peer Networking
  • Client / Server
Menggunakan Access Point sebagai pengatur alokasi waktu transmisi untuk
semua perangkat jaringan dan mengizinkan perangkat mobile melakukan proses
roaming dari sel ke sel.


Client Server with Access poin

2.4    Acces Point

Digunakan untuk melakukan pengaturan lalulintas jaringan dari mobile radio ke
jaringan kabel atau dari backbone jaringan wireless client/server.
Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan radio based, berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN kabel atau broadband ethernet

2.5    Media Transmisi

Media/saluran transmisi terletak di bawah physical layer. Merupakan jalur transmisi sinyal yang
terbentuk di physical layer
Media tranmisi memiliki 2 bentuk yaitu :

  • Guided Media
Menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan coaxial cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan  sinyal dalam bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam bentuk cahaya.

  • Unguided media
Unguided media atau komunikasi tanpa kabel mentransmisikan gelombang elektromagnetik tanpa menggunakan konduktor secara fisik. Sinyal dikirimkan secara broadcast melalui udara (atau air, dalam beberapa kasus). Media tranmisi ini dapat menggunakan wireless atau menggunakan satellite.

2.6    Load Balancing

Area cakupan dengan banyak pengguna dan traffic yang padat membutuhkan multi struktur sel. Pada Multi Struktur Sel, beberapa Access Point digambarkan pada area yang sama untuk membangun sebuah arael cakupan untuk menghasilkan throughput secara aggregat. Sebuah station yang berada di dalam sebuah coverage area sacara otomatis mengasosiasikan diri dengan Access Point yang memiliki kualitas signal terbaik. Station akan terkoneksi dengan Access Point dengan pembagian yang seimbang pada semua Access Point. Efisiensi akan didapatkan karena semua Access Point bekerja pada load level yang sama. Load Balancing juga dikenal dengan Load Sharing.

BAB III
PEMBAHASAN


3.1   Aplikasi Wireless LAN

Pada dasarnya WLAN dapat dimanfaatkan untuk korporasi yang terpusat atau terpisah baik jarak dekat maupun jauh.,berdasarkan lokasi atau lingkungan dimana Wireless LAN ( WLAN ) ditempatkan, WLAN dibagi menjadi dua implementasi yaitu : implementasi dilingkungan indoor ( aplikasi indoor ) dan dilingkungan outdoor ( aplikasi outdoor).

1.  Aplikasi Indoor

Menurut sumber yang kami dapat menyebutkan bahwa aplikasi utama WLAN disebut dengan HotSpot, yaitu sebuah jaringan yang bisa melayani kebutuhan pengguna bergerak. Pengguna dengan perangkat mobile gadget seperti PDA, notebook bisa mengakses Internet di lokasi tertentu yang tersedia jaringan HotSpot WLAN. Kebanyakan perangkat mobile saat ini sudah WiFi compliance, seperti misalnya notebook berbasis procesor Intel Centrino yang sudah built in dengan kemampuan WiFi.
Jadi, kami dapat menyatakan bahwa aplikasi utama WLAN berupa HotSpot, yang merupakan sebuah jaringan yang dapat digunakan pengguna di posisi yang berbeda – beda, atau ditempat mana saja, selama tempat tersebut menyediakan jaringan HotSpot WLAN.

2.  Aplikasi Outdoor

Berdasarkan sumber yang kami dapatkan menyatakan perangkat WiFi pada umumnya memiliki konektor yang bisa disambungkan dengan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi. Dengan kombinasi ini, sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area sampai radius 100 – 200 meter, kini bisa diperluas menjadi 3 – 5 km.
Aplikasi outdoor ini meskipun menimbulkan konsekuensi biaya tambahan seperti untuk pembelian antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga namun secara umum masih sangat terjangkau oleh pelanggan pada umumnya. Untuk aplikasi pada area yang dekat (1 – 2 km) cukup banyak eksperimen serta produk asesoris lokal (seperti antena) ditawarkan sehingga biaya bisa lebih di tekan sehingga makin menjangkau segmen pengguna yang lebih luas.
Jadi, aplikasi outdoor memiliki konsep dasar yang sama dengan aplikasi indoor, akan tetapi aplikasi outdoor memeiliki jangkauan jaringan Wifi HotSpot yang lebih luas, karena aplikasi outdoor menggunakan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi. Sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area sampai radius 100 – 200 meter, kini dapat diperluas menjadi 3 – 5 km.
Oleh sebab itu aplikasi outdoor membutuhkan biaya yang lebih besar daripada aplikasi indoor karena pada aplikasi outdoor membutuhkan antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga, namun pada umumnya masih sangat terjangkau oleh pelanggan.




3.2  Wireless LAN Sebagai Pengendali Bisnis

Penggunaan Wireless LAN mempunyai faktor keunggulan yaitu selalu menyediakan sambungan jaringan tanpa harus memakai kabel. 50 % dari 1000 perusahaan di Amerika menggunakan teknologi ini yang didasari oleh perkembangan teknologi dari standard 802.11x. Akan tetapi system jaringan ini hampir kurang memadai dan kurang perhatian terhadap keamanan informasi. Keamanan dari system jaringan ini sangat menentukan suksesnya suatu kinerja bisnis dan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

3.3  Keamanan Wireless LAN di Perusahaaan

Peralatan dari standard 802.11b mempunyai biaya yang rendah hal ini membuat teknologi tersebut begitu atraktive dan membuat para penyerang (attacker) mudah untuk melakukan serangan. Tetapi dengan manajemen yang baik dan setting yang bagus serta didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang mendukung yang dimiliki perusahaan hal tersebut dapat diatasi.

3.4  Resiko Serangan Yang di Hadapi

Resiko serangan yang mungkin akan terjadi pada standard 802.11b dapat dikatagorikan kedalam tujuh jenis serangan :


  • “Insertion Attack”

Insertion Attack didasari oleh adanya device-device yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur baku (unauthorized devices) atau menciptakan jaringan wireless baru tanpa melalui proses pengamanan. Pada jenis serangan ini, seorang penyerang mencoba melakukan koneksi kedalam jaringan wireless seorang klien menggunakan laptop atau PDA, dan melakukan akses point tanpa authorisasi sebelumnya kemudian akses point dapat dirubah untuk meminta sebuah password untuk seorang klien yang mengakses, jika tidak terdapat password, orang tersebut (penyerang) berusaha masuk dan dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internal dengan mudah. Meskipun beberapa akses point menggunakan password yang sama untuk semua akses klien, sebaiknya semua pengguna memakai password baru setiap kali melakukan akses point. Suatu perusahaan mungkin tidak selalu berhati-hati bahwa ada saja pegawai internal yang ada di dalam perusahaan secara tidak sadar telah menyebarkan kapabilitas dari wireless ke dalam jaringan, dalam hal ini perusahaan memerlukan suatu kebijaksanaan untuk memastikan konfigurasi pengamanan akses point.

  • Interception dan Monitoring Traffic Wireless

Sebagai jaringan tanpa kabel, ada kemungkinan terjadi pemotongan jalur wireless, penyerang harus berada dalam suatu jangkauan jarak akses sekitar 300 kaki untuk type 802.11b. Supaya serangan bisa berjalan, penyerang bisa berada dimana saja, dimana terdapat kemungkinan koneksi jaringan bisa masuk. Keuntungan pemotongan jalur wireless ini adalah serangan tersebut hanya memerlukan penempatan dari suatu agen yang berfungsi memantau system yang mencurigakan. Semua itu memerlukan akses ke dalam aliran data di dalam jaringan. Ada dua pertimbangan penting untuk tetap bekerja pada radius atau jarak pada type 802.11b. Pertama, posisi antena didesign secara langsung, yang dapat meneruskan signal transmisi atau jarak penangkapan signal dari divice 802.11b. Oleh karena itu jangkauan maksimum 300 kaki adalah suatu design instalasi normal untuk type ini. Kedua, design pola lingkaran, pada pola ini signal dari 802.11b hamper selalu meneruskan signal di belakang batas area hal ini dimaksudkan untu meng-cover signal tersebut. Wireless packet analysis, seorang penyerang melakukan capture terhadap jalur wireless menggunakan teknik yang sama dengan seorang user yang tidak diundang atau pekerja yang ceroboh di dalam jaringan kabel. Banyak cara untuk melakukan capture, bagian pertama, dimana data yang secara typical akan menyertakan user name dan password seorang yang memaksa masuk dan melakukan penyamaran sebagai seorang user legal, dengan menggunakan informasi dari hasil capture ini digunakan untuk melakukan pembajakan user session command yang tidak sesuai dengan prosedure resmi yang ada.
  • Jamming

“Denial of Service Attack/ DOS Attack” mudah untuk diterapkan ke dalam jaringan wireless. Dimana Jalur tidak dapat menjangkau klien atau akses point sebab jalur yang tidak resmi “membanjiri” frekuensi akses tersebut. Seorang penyerang dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai dapat dengan mudah “membanjiri” dengan frekuensi 2.4 Ghz, membuat signal menjadi rusak sampai jaringan wireless berhenti berfungsi. Dalam hal lain kawat telepon, monitor mini dan device lain yang beroperasi dengan frekuensi 2.4 Ghz dapat merusak jaringan wireless tersebut dengan menggunakan frekuensi ini. DOS attack ini dapat berasal dari luar area kerja wireless

  • Client-to-Client Attack

Dua klien wireless dapat saling berkomunikasi satu sama lain dengan melakukan akses point terlebih dahulu. Oleh karena itu user perlu untuk melakukan perlindungan terhadap klien tidak hanya sekedar melawan suatu ancaman eksternal tetapi juga melawan satu sama lain.

a. File Sharing dan Serangan melalui layanan TCP/IP

Layanan wireless klien yang berjalan menggunakan pelayanan yang diberikan oleh TCP/IP seperti web server , atau file sharing terbuka untuk pemakaian yang sama dari kesalahan konfigurasi setiap user di dalam suatu jaringan yang menggunakan kabel.

b. DOS (Denial of Service)

Suatu device wireless yang “membanjiri” klien wireless lain dengan menggunakan paket palsu, menciptakan suatu DOS attack, IP atau MAC palsu, secara sengaja atau tidak dapat menyebabkan kerusakan kepada jaringan.


  • Serangan “Brute Force Attack” terhadap Password seorang user

Sebagian besar akses point menggunakan suatu kunci tunggal atau password yang dimiliki oleh klien pada jaringan wireless. Serangan Brute Force ini mencoba melakukan uji coba terhadap kunci akses tersebut dengan memasukan beberapa kemungkinan.

  • Serangan terhadap Enkripsi

Standard 802.11b menggunakan sebuah system enkripsi yaitu WEP (Wireless Equivalent Privacy) tetapi system ini belum terdaftar sebelum tahun 2002. Tidak banyak peralatan siap tersedia untuk mangangkat masalah ini, tetapi perlu diingat bahwa para penyerang selalu dapat merancang alat yang dapat mengimbangi system keamanan yang baru.

  • Kesalahan Konfigurasi

Banyak akses point bekerja dalam suatu konfigurasi yang tidak aman kecuali para administrator yang mengerti resiko penggunaan keamanan wireless dan konfigurasi masing-masing unit sebelum di gunakan. Akses point ini akan tetap berjalan pada resiko yang tinggi untuk diserang atau ada yang menyalahgunakan. Bagian berikut ini menguji tiga akses point yang bisa dikatakan terbaru yaitu dari CISCO, Lucent dan 3Com. Meskipun masingmasing vendor mempunyai implementasi sendiri sendiri dalam menerapkan 802.11b. Menanggapi hal tersebut seharusnya para vendor mengembangkan produknya menjadi lebih aplikatif.

3.5  Keuntungan Wirless LAN Pada Perusahaan
WLAN saat ini banyak digunakan pada perkantoran baik yang berskala menengah atau besar. Perusahaan akan mendapat keuntungan jika menggunakan WLAN, seperti :

·         Produktivitas
Karyawan dapat selalu tersambung dengan internet dalam keadaan mobile.
Karyawan dapat dengan cepat merespon kebutuhan atau complain pelanggan.
Hasil akhirnya ialah tingkat penjualan dan loyalitas pelanggan yang semakin meningkat. Dan dalam keadaan tertentu proses pengambilan keputusan dapat segera dilakukan
·         Mobilitas
Kalangan interprise dimanapun mereka berada akan selalau dapat tersambung dengan internet. Dengan demikian akan sangat mendukung komunikasi ( suara, data dan informasi ) yang lebih cepat guna dalam mempertahankan pelanggan, pemasok, dan bahkan dalam mengahadapi persaingan.
·         Moral
Karyawan yang bekerja diluar kantor akan lebih percaya diri dan bangga dengan perusahaannya. Selain itu loyalitas akan semakin meningkat, sehingga tingkat perputaran karyawan dapat dihindari.
·         Jejaring ( jaringan )
Penerapan WLAN di suatu enterprise akan dapat mengembangkan jaringan ke area – area di lingkungan kerja secara efisien dan praktis.
·         Praktis
Akan lebih praktis dalam pengembangan maupun redesign jaringan karena tidak akan merusak / merubah jaringan fisik yang ada.
BAB IV
KESIMPULAN

Kelebihan dari WLAN :
  • Mobilitas Tinggi
  • Kemudahan dan kecepatan instalasi
  • Menurunkan biaya kepemilikan
  • Fleksibel
  • Scalable

Kekurangan dari WLAN :
  • Delay yang besar
  • Biaya peralatan mahal
  • Adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul, dan banyak sumber interferensi
  • Kapasitas jaringan menghadapi keterbatasan spektrum
  • Keamanan / kerahasiaan data kurang terjamin


DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 27 Oktober 2013

Tugas Softskill (Layanan Telematika)



PENERAPAN LAYANAN TELEMATIKA DALAM BIDANG INFORMASI

Tugas Pengantar Telematika 4ka11
Nama kelompok :
1. Elsa Marisi Manurung (12110344)
2. Elyda Azarya (12110353)

DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
BAB I             PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
BAB II            LANDASAN TEORI
            2.1 Pengertian Layanan Telematika
2.2 Sejarah Telematika
            2.3 Layanan Telematika
            2.4 Pengertian Interface Telematika          
                  2.4.1 Teknologi Yang Terkait Interface Telematika
            2.5 Fungsi Telematika
BAB III          PENERAPAN TELMATIKA DALAM BIDANG TRASPORTASI
            3.1 Layanan Telematika Transportasi
            3.2 User Layanan Telematika Transportasi
            3.3 Contoh Penerapan Telematika Transportasi
                   3.3.1 Global Positioning System (GPS)
                   3.3.2 Layanan telematika di bidang transportasi TOYOTA ndonesia
BAB IV          KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi komputer dan sistem informasi sekarang ini sudah semakin meluas ke berbagai bidang termasuk salah satunya dalam bidang transportasi. Di Indonesia sendiri teknologi di bidang transportasi sudah di terapkan pada slah satu merek mobil TOYOTA. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi transportasi tidak memberikan perhatian istimewa.

Kata kunci : Telematika, Transportasi.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) nomor 6 tahun 2001. Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi, media, dan informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah merubah pola dan cara kegiatan bisnis dilaksanakan di industri, perdagangan, dan pemerintah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat informasi telah menjadi paradigma global yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa.
 
   Berbagai keadaan menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu mendayagunakan potensi teknologi telematika secara baik, dan oleh karena itu Indonesia terancam "digital divide" yang semakin tertinggal terhadap negara-negara maju. Kesenjangan prasarana dan sarana telematika antara kota dan pedesaaan, juga memperlebar rurang perbedaan sehingga terjadi pula "digital divide" di dalam negara kita sendiri. Indonesia perlu melakukan terobosan agar dapat secara efektif mempercepat pendayagunaan teknologi telematika yang potensinya sangat besar itu,untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempererat persatuan bangsa sebagai landasan yang kokoh bagi pembangunan secara berkelanjutan.

     Di dalam hal ini pemerintah perlu secara proaktif dan dengan komitmen yang tinggi membangun kesadaran politik dan menumbuhkan komitmen nasional, membentuk lingkungan bisnis yang kompetitif, serta meningkatkan kesiapan masyarakat untuk mempercepat pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika secara sistematik.

     Indonesia perlu menyambut komitmen dan inisiatif berbagai lembaga internasional, kelompok negara atau negara-negara lain secara sendiri-sendiri dalam meningkatkankerja sama yang lebih erat dalam penyediaan sumber daya pembiayaan, dukungan teknis, dan sumber daya lain untuk membantu Indonesia sebagai negara berkembang mengatasi "digital divide". Dengan kenyataan tersebut, pemerintah dengan ini menyatakan komitmen untuk melaksanakan kebijakan serta melakukan langkah-langkahdalam bentuk program aksi yang dapat secara nyata mengatasi "digital divide", dengan arah pengembangan sebagai yang dimaksud dalam isi kerangka kebijakan ini.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1        Pengertian Layanan Telematika

Layanan Telematika merupakan layanan dial up ke internet maupun ke semua jenis jaringan yang didasarkan pada system telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.

2.2        Sejarah Telematika

Di zamam pra-sejarah, manusia mengkomunikasikan pikiran, pengetahuan, dan gagasannya ke lingkungan sosialnya secara verbal. Dan dalam beberapa kasus, dengan menggunakan simbol-simbol material berupa ukiran pada batu, dinding gua, dan lain sebagainya. Komunikasi tertulis yang mula-mula dikembangkan memungkinkan informasi untuk disimpan dan dibaca oleh orang-orang lain di waktu-waktu kemudian. Penyimpanan dan pengalihan informasi melalui teknologi umumnya berlangsung secara lamban, mahal, dan membutuhkan banyak tenaga.

Dengan ditemukannya teknologi cetak (printing technology), informasi dapat dialihkan ke lebih banyak orang, di wilayah yang lebih luas, dan dengan biaya yang lebih murah. Di peralihan millennium sekarang ini, perkembangan media elektronik, mencakup radio, televisi, dan telepon, telah memungkinkan penurunan waktu pengalihan informasi secara dramatik.
Jarak geografis kini tidak lagi menjadi penghalang dalam proses komunikasi dan pertukaran informasi. Biaya penyimpanan dan pengantaran informasi secara elektronik kini telah semakin banyak ditentukan oleh kebijakan public, ketimbang oleh faktor-faktor teknikal semata. Misalnya, harga pusa telepon lebih terkait dengan kebijakan regulasi public dari pada harga actual yang dibutuhkannya.

Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.

1.      Periode Rintisan
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunaannya masih terbatas.
2.      Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu.
3.       Periode Aplikasi
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menanggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik, selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada cafe dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis

2.3        Layanan Telematika

Layanan – layanan yang terdapat pada telematika adalah :
a.      Layanan Informasi (Information Service)

Layanan telematika yang pertama adalah layanan informasi. Pada layanan ini telematika menggabungkan sistem komunikasi dengan kendaran bergerak seperti mobil untuk menawarkan layanan informasi secara langsung.

Contohnya :
– Navigation assistant (real-time traffic information)
– Weather, stock information
– Entertainment and M-Commerce.
b.      Layanan Telematika di bidang Keamanan

Layanan telematika yang kedua adalah layanan keamanan. Layanan ini menyediakan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan.
Contohnya :
– Emergency rescue with 911
– Car location tracing (thief-proof)
c.       Layanan Context-Aware dan Event-base (Context-Aware Service)

Context awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user, network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai kebutuhan.

Contohnya :
– Vehicle Diagnostic Service
– Car Insurance based on driving statistic
d.      Layanan Perbaikan Sumber (Resource Discovery Service)

Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah layanan untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
Kebutuhan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :
·         Dilihat dari bidang ekonomi
Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industry produk barang dan jasa.

·         Dilihat dari bidang politik
Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan public sehingga menghasilkan dukungan politik.
Contohnya :
-Yellow pages service
2.4        Pengertian Interface Telematika

Interface telematika adalah atribut sensor dari pertemuan sistem jaringan komunikasi dan teknologi informasi yang berhubungan dengan pengoperasian oleh pengguna.

2.4.1        Teknologi Yang Terkait Interface Telematika
Ada 6 buah teknologi yang terkait dengan interface telematika, yaitu:
a.      Head up display sistem

Head-up display, atau disingkat HUD, adalah setiap tampilan yang transparan menyajikan data tanpa memerlukan pengguna untuk melihat diri dari sudut pandang atau yang biasa

b.      Tangible user interface

Tangible User Interface (TUI) adalah sebuah antar muka pengguna di mana seseorang berinteraksi dengan informasi digital melalui lingkungan fisik. Sebuah TUI adalah salah satu teknologi dimana pengguna berinteraksi dengan sistem digital melalui manipulasi obyek fisik terkait dan langsung mewakili kualitas sistem tersebut.

c.       Computer vision

Computer Vision adalah ilmu dan teknologi mesin yang melihat, di mana mesin mampu mengekstrak informasi dari gambar yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Sebagai suatu disiplin ilmu, visi komputer berkaitan dengan teori di balik sistem buatan bahwa ekstrak informasi dari gambar.

d.      Browsing audio data

Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Sebuah komputer lokal digabungkan ke LAN (local area network) untuk mendeteksi IP kamera.

e.       Speech recognition

Speech Recognition adalah proses identifikasi suara berdasarkan kata yang diucapkan dengan melakukan konversi sebuah sinyal akustik, yang ditangkap oleh audio device (perangkat input suara). Speech Recognition juga merupakan sistem yang digunakan untuk mengenali perintah kata dari suara manusia dan kemudian diterjemahkan menjadi suatu data yang dimengerti oleh komputer.

f.       Speech Synthesis

Speech synthesis adalah transformasi dari teks ke arah suara (speech). Transformasi ini mengkonversi teks ke pemadu suara (speech synthesis) yang sebisa mungkin dibuat menyerupai suara nyata, disesuaikan dengan aturan – aturan pengucapan bahasa.

2.5        Fungsi Telematika

Selaras dengan pengertian telematika sebagai sarana komuikasi jarak jauh, maka fungsi dari telematika antara lain :

  • Penyampai informasi. Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
  • Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan, keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.

BAB III
PENERAPAN TELEMATIKA DALAM BIDANG TRANSPORTASI

            Salah satu penerapan telematika adalah dalam bidang transportasi.
3.1    Layanan Telematika Transportasi
Telematika transportasi adalah cabang teknologi yang mengintegrasikan telekomunikasi dan software engineering di bidang sistem transportasi. Saat ini bidang ini telah memainkan peran penting dalam manajemen efektif jaringan infrastruktur transportasi dan menyediakan kolaborasi optimum antara berbagai jenis tipe transportasi, atau yang dikenal dengan transportasi multimodal (multimodal transport).
Sistem transportasi cerdas, mendukung dan menyediakan berbagai jenis layanan transportasi ke institusi dan pribadi. Karena, kategori user di dalam layanan telematika transportasi adalah tidak homogen, maka berbagai jenis layanan harus disiapkan penyelenggara jasa. 
3.2    User Layanan Telematika Transportasi
User dalam layanan telematika trasnportasi  tersebut adalah sebagai berikut:
• Sistem Telematika Trafik
• Sistem Telematica Vehicle pada strategi kendali (Hybrid electric vehicle) cerdas
• Space Vector Modulation = Modulasi Vector Ruang (RVM)
• Matrix converter
a.      Sistem Telematika Trafik
Struktur umum sistem telematika trafik
Sistem umum telematika trafik

b.      Sistem Telematika Vehicle
Telematika Vehicle (kendaraan)  “Vehicle telematics” telah diaplikasi secara specifik dengan menggunakan  teknologi Global Positioning System (GPS) yang terpadu dengan teknologi komunikasi bergerak dan komputer di dlm sistem navigasi automotive. Akhir2 ini, sistem telematika vehicle telah dikembangkan, yang menjadikan posisi kendaraan dan unit kendali kendaraan terintegrasi dengan data trafik.  Dengan menggunakan topografi yang presisi, sistem ini dapat menyediakan informasi yang akurasi tentang kemacetan lalu lintas, panjang antrian kendaraan dan perkiraan trafik lalu lintas.
c.       Space Vektor Modulation
Modulasi vektor ruang (SVM) mengacu pada urutanswitching yang didasarkan pada switching inverter tigafasa sumber tegangan (VSI). Secara teoritis, SVMmemperlakukan tegangan sinusoidal sebagai vektor fasoratau amplitudo yang berputar pada frekuensi sudut konstan, ω. Vektor amplitude ini diwakili dalam d-q yang menunjukkan sumbu real dan imajiner.SVM memperlakukan semua modulasi tiga sinyalatau tegangan sebagai sebuah unit tunggal, penjumlahanvektor modulasi tiga sinyal atau tegangan dikenal sebagaitegangan referensi (Vreff), Vreff berkaitan dengan besarnya tegangan output dari delapan topologi switchingdari inverter tiga fasa.

d.      Matrix Converter
Matrix Converter adalah AC / AC converter yang menawarkan berkurangnya jumlah komponen, skema modulasi-kompleksitas rendah, dan usaha rendahnya realisasi. Diciptakan pada tahun 2001 oleh Prof Johann W.
3.3    Contoh Penerapan Telematika Transportasi
Berikut ini adalah contoh penerapan telematika dalam bidang transportasi
3.3.1        Global Positioning System (GPS)
Global Positioning System adalah salah satu penerapan telematika di bidang transportasi GPS merupakan perangkat elektronik yang populer terdapat pada mobil dalam beberapa tahun terakhir ini. GPS memanfaatkan teknologi telematika untuk dapat berfungsi sebagai alat navigasi elektronik. Perangkat tersebut menggunakan satelit untuk memantau lokasi kendaraan Anda, sehingga dapat menuntun Anda ke tempat tujuan tanpa perlu tersesat.
Manfaat GPS lainnya yang dapat membantu Anda berkendara dengan lebih aman. Berikut di antaranya:

• Aman Saat Berkendara Dalam Cuaca Buruk
Hujan lebat dan kabut yang pekat membuat berkendara menjadi berbahaya dan nyaris tidak mungkin, terlebih bila Anda tidak yakin dengan arah yang Anda tuju. Saat Anda tidak dapat menemukan jalan yang Anda inginkan, Anda akan menjadi pengendara yang bingung dan kurang waspada. GPS membantu Anda untuk tetap berada di jalur yang tepat dengan cara menunjukkan pada Anda akan adanya belokan, tanjakan dan turunan, ataupun persimpangan jalan.

• Meningkatkan Keamanan Saat Berkendara Malam Hari
Salah satu manfaat terbaik dari GPS adalah kenyataan bahwa alat tersebut bisa memberi Anda peringatan lebih terhadap jalan pada malam hari dan pada kondisi jarak pandang yang rendah. GPS akan menginformasikan Anda mengenai kondisi jalan di depan Anda jauh sebelum Anda bisa melihatnya sendiri.

• Memberi Anda Arah Yang Tepat Dalam Situasi Darurat
Situasi darurat bisa jadi hal yang menakutkan bagi Anda dan penumpang Anda, terlebih bila Anda tidak yakin ke mana Anda harus pergi untuk mengatasi situasi tersebut. GPS mampu mengarahkan Anda ke lokasi terdekat di mana terdapat bantuan. Kebanyakan sistem GPS telah dilengkapi dengan fitur yang dapat memberi Anda arah ke pos polisi atau rumah sakit terdekat.
3.3.2        Layanan telematika di bidang transportasi TOYOTA Indonesia
Semakin tingginya mobilitas masyarakat, terutama di wilayah perkotaan, membutuhkan layanan penunjang yang mampu membantu masyarakat untuk sampai ke tujuannya dalam waktu singkat. Toyota melihat peluang ini dengan mengembangkan
layanan telematika.
Telematika (telekomunikasi dan teknologi satelit) akan menjadi bagian dari gaya hidup berkendara di abad 21 yang harus difasilitasi. “Kami terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi Telematika menyesuaikan kebutuhan konsumen. Prinsipnya teknologi ini harus memudahkan konsumen,” kata Joko Trisanyoto, Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) sewaktu berbincang-bincang di acara bertajuk Toyota 21th Century Mobility Lifestyle di booth Toyota Indonesia International Motor Show (IIMS).

Saat ini, Toyota telah mencetuskan dua macam sistem teknologi telematika secara bergerak yang dapat diakses melalui telepon seluler, yaitu M-Toyota dan Toyota Navigation. Hingga Juni 2008, M-Toyota telah diakses hingga 180.000 pengunjung setiap bulan. Layanan ini berisi informasi produk, layanan purna jual, hingga hal-hal 
yang bersifat emergency.
Selain itu, Toyota juga memiliki layanan navigasi yang menggandeng perusahaan pemetaan Tele Atlas. Informasi dan peta lengkap dengan 13.000 lokasi-lokasi penting, mulai hotel, rumah sakit, hingga dealer Toyota sudah terekam. Saat ini peta tersebut sudah meng-cover wilayah Pulau Jawa dan Bali. Pada September 2008, layanan peta akan menjangkau mencapai Sumatra.
Toyota juga mengembangkan perangkat keras dan Graphics User Interface (GUI) yang didesain secara khusus. Dengan layanan Toyota Genuine Accesories (TGA). Toyota juga mempermudah pengguna Toyota Navigation dengan memberikan update perangkat lunak tanpa dikenai biaya.
Toyota melengkapi layanan telematikanya dengan layanan Mobile Reward Exchange (MORE) yang dirancang dalam mobile platform untuk pengguna telepon seluler. Bagi konsumen yang mengikuti MORE akan mendapat informasi seputar M-Toyota dan info program.

BAB IV
KESIMPULAN

Dari hari kehari perkembangan telematika dalam bidang transportasi semakin maju, hal ini disebabkan semakin beraneka ragamnya kebutuhan akan telematika itu sendiri. Semakin banyaknya software yang bermuculan untuk membuat aplikasi berbasis telematika ini dan juga beraneka ragam kebutuhan informasi transportasi akan memudahkan bagi pengguna telematika dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya perkembangan telematika di bidang transportasi contohnya GPS sangat memberikan banyak manfaat bagi pengguna salah satunya membuat pengguna aman dalam menggunakan telematika tersebut.


DAFTAR PUSTAKA