Senin, 28 Oktober 2013

Tugas Softskill (Jaringan Wireless)



APLIKASI WIRELESS LAN PADA PERUSAHAAN


Nama Kelompok:
Elsa Marisi Manurung (12110344)
Elyda Azarya (12110353)


JUDUL
ABSTRAKSI
DAFTAR ISI
BAB I             PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
1.2              Tujuan Penulisan
1.3              Metode Penulisan
BAB II                        TINJAUAN PUSTAKA
2.1              Pengenalan Wireless
2.2              Konsep Dasar WLAN
2.3              Topologi WLAN
2.4              Acess Point
2.5              Media Transmisi
2.6              Load Balancing
BAB III          PEMBAHASAN
3.1              Aplikasi Wireless LAN
3.2              Wireless LAN Sebagai Pengendali Bisnis
3.3              Keamanan Wireless LAN di Perusahhaan
3.4              Resiko Serangan Yang di Hadapi
3.5              Keuntungan Wireless LAN Pada Perusahaan
BAB IV          KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

Pada zaman ini, internet bukanlah sesuatu yang asing lagi, karena internet sudah merupakan suatu kebutuhan. Dan sekarang sudah banyak bermunculan wireless di tempat-tempat yang banyak di kunjungi orang. Begitu juga pada perkantoran baik yang berskala menengah atau besar, Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peerdalam ruangan dan juga point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.

Kata kunci : wireless, perkantoran, jaringan
BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

WLAN saat ini banyak digunakan pada perkantoran baik yang berskala menengah atau besar.Berbagai jenis teknologi jaringan yang menggunakan wireless telah atau akan segera mengangkat pasar bisnis meskipun demikian, wireless local area network (LAN) melalui standard 802.11x diperkirakan menjadi standard yang umum dipakai di perusahaan perusahaan. Produk 802.11b yang beroperasi pada 2,4 Ghz dapat mengirimkan paket sebesar 11 Mbps sebanding dengan performance dari standard ethernet yang menggunakan koneksi kabel. Versi 802.11a beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi dan menjanjikan kecepatan yang lebih cepat secara signifikan. Produk versi 802.11b mempunyai biaya yang lebih kecil dan performance yang lebih kuat. Versi ini banyak dipakai dibanyak departemen atau di kantor-kantor di Amerika dan personal atau di rumahrumah, sekalipun staff IT dan para administrator management keamanan belum mengenal wireless LAN sebagai suatu pendekatan teknologi. Paper ini memusatkan pada masalah keamanan melalui standard wireless LAN yang saat ini dipakai.

1.2  Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan jurnal ini adalah memahami segala sesuatu tentang wireless, baik itu keuntungannya, kelemahannya, ataupun segala sesatu yang terdapat didalam wireless. Serta memahami keamanan wireless LAN pada suatu perusahaan  dan juga utuk memahami metode keamanan yang di pakai pada perusahan tersebut.

1.3  Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pembuatan jurnal ini adalah dengan literature. Yaitu mencari informasi yang berhubungan dengan metode WEP, WPA, dan WTLS dari beberapa sumber, baik itu melalui browsing maupun sumber-sumber literature tertulis (buku).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Pengenalan Wireless

Wireless adalah suatu koneksi antar satu perangkat dengan perangkat lainnya tanpa menggunakan kabel.

Wireless LAN adalah suatu jaringan komputer yang saling terhubung melalui tanpa kabel. Local Area Network dari komputer maupun dari peralatan lainnya dapat dikembangkan lewat sinyal radio atau gelombang cahaya. Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan menerima data tanpa adanya membutuhan kabel untuk saling menghubungkan. Akibatnya pengguna mempunyai fleksibilitas yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. 

Dizaman era globalisasi ini sudah banyak tempat - tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi yang biasa disebut dengan hotspot. Dengan hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (hotspot) terdekat.

2.2    Konsep Dasar WLAN

 Wireless LAN atau jaringan area local nirkabel yang menghubungkan dua atau lebih komputer atau perangkat yang menggunakan spektrum-tersebar atau OFDM modulasi berbasis teknologi yang memungkinkan komunikasi antar perangkat yang terbatas di daerah tersebut. Ini akan memberikan pengguna dengan mobilitas untuk berpindah disekitar area cakupan yang luas dan masih dapat terhubung ke jaringan.

Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fase yang berbeda-beda.
Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan jugapoint to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.
Sejak  wireless menggunakan komunikasi yang lebih yang lebih terbuka untuk media komunikasi maka digunakan lah Wired Equivalent Pripacy (WEP), Wi-fi Protected Access (WPA, WPA2) dan Wireless Transpot Layer Security (WTLS) untuk memastikan jaringan nirkabel computer.

2.3    Topologi WLAN

  • AD Hoc
Merupakan jaringan sederhana dimana komunikasi terjadi diantara 2 perangkat
atau lebih pada cakupan area tertentu tanpa harus memerlukan sebuah access point
atau server.
Ad-Hoc or Peer-to Peer Networking
  • Client / Server
Menggunakan Access Point sebagai pengatur alokasi waktu transmisi untuk
semua perangkat jaringan dan mengizinkan perangkat mobile melakukan proses
roaming dari sel ke sel.


Client Server with Access poin

2.4    Acces Point

Digunakan untuk melakukan pengaturan lalulintas jaringan dari mobile radio ke
jaringan kabel atau dari backbone jaringan wireless client/server.
Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan radio based, berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN kabel atau broadband ethernet

2.5    Media Transmisi

Media/saluran transmisi terletak di bawah physical layer. Merupakan jalur transmisi sinyal yang
terbentuk di physical layer
Media tranmisi memiliki 2 bentuk yaitu :

  • Guided Media
Menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan coaxial cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan  sinyal dalam bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam bentuk cahaya.

  • Unguided media
Unguided media atau komunikasi tanpa kabel mentransmisikan gelombang elektromagnetik tanpa menggunakan konduktor secara fisik. Sinyal dikirimkan secara broadcast melalui udara (atau air, dalam beberapa kasus). Media tranmisi ini dapat menggunakan wireless atau menggunakan satellite.

2.6    Load Balancing

Area cakupan dengan banyak pengguna dan traffic yang padat membutuhkan multi struktur sel. Pada Multi Struktur Sel, beberapa Access Point digambarkan pada area yang sama untuk membangun sebuah arael cakupan untuk menghasilkan throughput secara aggregat. Sebuah station yang berada di dalam sebuah coverage area sacara otomatis mengasosiasikan diri dengan Access Point yang memiliki kualitas signal terbaik. Station akan terkoneksi dengan Access Point dengan pembagian yang seimbang pada semua Access Point. Efisiensi akan didapatkan karena semua Access Point bekerja pada load level yang sama. Load Balancing juga dikenal dengan Load Sharing.

BAB III
PEMBAHASAN


3.1   Aplikasi Wireless LAN

Pada dasarnya WLAN dapat dimanfaatkan untuk korporasi yang terpusat atau terpisah baik jarak dekat maupun jauh.,berdasarkan lokasi atau lingkungan dimana Wireless LAN ( WLAN ) ditempatkan, WLAN dibagi menjadi dua implementasi yaitu : implementasi dilingkungan indoor ( aplikasi indoor ) dan dilingkungan outdoor ( aplikasi outdoor).

1.  Aplikasi Indoor

Menurut sumber yang kami dapat menyebutkan bahwa aplikasi utama WLAN disebut dengan HotSpot, yaitu sebuah jaringan yang bisa melayani kebutuhan pengguna bergerak. Pengguna dengan perangkat mobile gadget seperti PDA, notebook bisa mengakses Internet di lokasi tertentu yang tersedia jaringan HotSpot WLAN. Kebanyakan perangkat mobile saat ini sudah WiFi compliance, seperti misalnya notebook berbasis procesor Intel Centrino yang sudah built in dengan kemampuan WiFi.
Jadi, kami dapat menyatakan bahwa aplikasi utama WLAN berupa HotSpot, yang merupakan sebuah jaringan yang dapat digunakan pengguna di posisi yang berbeda – beda, atau ditempat mana saja, selama tempat tersebut menyediakan jaringan HotSpot WLAN.

2.  Aplikasi Outdoor

Berdasarkan sumber yang kami dapatkan menyatakan perangkat WiFi pada umumnya memiliki konektor yang bisa disambungkan dengan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi. Dengan kombinasi ini, sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area sampai radius 100 – 200 meter, kini bisa diperluas menjadi 3 – 5 km.
Aplikasi outdoor ini meskipun menimbulkan konsekuensi biaya tambahan seperti untuk pembelian antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga namun secara umum masih sangat terjangkau oleh pelanggan pada umumnya. Untuk aplikasi pada area yang dekat (1 – 2 km) cukup banyak eksperimen serta produk asesoris lokal (seperti antena) ditawarkan sehingga biaya bisa lebih di tekan sehingga makin menjangkau segmen pengguna yang lebih luas.
Jadi, aplikasi outdoor memiliki konsep dasar yang sama dengan aplikasi indoor, akan tetapi aplikasi outdoor memeiliki jangkauan jaringan Wifi HotSpot yang lebih luas, karena aplikasi outdoor menggunakan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi. Sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area sampai radius 100 – 200 meter, kini dapat diperluas menjadi 3 – 5 km.
Oleh sebab itu aplikasi outdoor membutuhkan biaya yang lebih besar daripada aplikasi indoor karena pada aplikasi outdoor membutuhkan antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga, namun pada umumnya masih sangat terjangkau oleh pelanggan.




3.2  Wireless LAN Sebagai Pengendali Bisnis

Penggunaan Wireless LAN mempunyai faktor keunggulan yaitu selalu menyediakan sambungan jaringan tanpa harus memakai kabel. 50 % dari 1000 perusahaan di Amerika menggunakan teknologi ini yang didasari oleh perkembangan teknologi dari standard 802.11x. Akan tetapi system jaringan ini hampir kurang memadai dan kurang perhatian terhadap keamanan informasi. Keamanan dari system jaringan ini sangat menentukan suksesnya suatu kinerja bisnis dan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

3.3  Keamanan Wireless LAN di Perusahaaan

Peralatan dari standard 802.11b mempunyai biaya yang rendah hal ini membuat teknologi tersebut begitu atraktive dan membuat para penyerang (attacker) mudah untuk melakukan serangan. Tetapi dengan manajemen yang baik dan setting yang bagus serta didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang mendukung yang dimiliki perusahaan hal tersebut dapat diatasi.

3.4  Resiko Serangan Yang di Hadapi

Resiko serangan yang mungkin akan terjadi pada standard 802.11b dapat dikatagorikan kedalam tujuh jenis serangan :


  • “Insertion Attack”

Insertion Attack didasari oleh adanya device-device yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur baku (unauthorized devices) atau menciptakan jaringan wireless baru tanpa melalui proses pengamanan. Pada jenis serangan ini, seorang penyerang mencoba melakukan koneksi kedalam jaringan wireless seorang klien menggunakan laptop atau PDA, dan melakukan akses point tanpa authorisasi sebelumnya kemudian akses point dapat dirubah untuk meminta sebuah password untuk seorang klien yang mengakses, jika tidak terdapat password, orang tersebut (penyerang) berusaha masuk dan dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internal dengan mudah. Meskipun beberapa akses point menggunakan password yang sama untuk semua akses klien, sebaiknya semua pengguna memakai password baru setiap kali melakukan akses point. Suatu perusahaan mungkin tidak selalu berhati-hati bahwa ada saja pegawai internal yang ada di dalam perusahaan secara tidak sadar telah menyebarkan kapabilitas dari wireless ke dalam jaringan, dalam hal ini perusahaan memerlukan suatu kebijaksanaan untuk memastikan konfigurasi pengamanan akses point.

  • Interception dan Monitoring Traffic Wireless

Sebagai jaringan tanpa kabel, ada kemungkinan terjadi pemotongan jalur wireless, penyerang harus berada dalam suatu jangkauan jarak akses sekitar 300 kaki untuk type 802.11b. Supaya serangan bisa berjalan, penyerang bisa berada dimana saja, dimana terdapat kemungkinan koneksi jaringan bisa masuk. Keuntungan pemotongan jalur wireless ini adalah serangan tersebut hanya memerlukan penempatan dari suatu agen yang berfungsi memantau system yang mencurigakan. Semua itu memerlukan akses ke dalam aliran data di dalam jaringan. Ada dua pertimbangan penting untuk tetap bekerja pada radius atau jarak pada type 802.11b. Pertama, posisi antena didesign secara langsung, yang dapat meneruskan signal transmisi atau jarak penangkapan signal dari divice 802.11b. Oleh karena itu jangkauan maksimum 300 kaki adalah suatu design instalasi normal untuk type ini. Kedua, design pola lingkaran, pada pola ini signal dari 802.11b hamper selalu meneruskan signal di belakang batas area hal ini dimaksudkan untu meng-cover signal tersebut. Wireless packet analysis, seorang penyerang melakukan capture terhadap jalur wireless menggunakan teknik yang sama dengan seorang user yang tidak diundang atau pekerja yang ceroboh di dalam jaringan kabel. Banyak cara untuk melakukan capture, bagian pertama, dimana data yang secara typical akan menyertakan user name dan password seorang yang memaksa masuk dan melakukan penyamaran sebagai seorang user legal, dengan menggunakan informasi dari hasil capture ini digunakan untuk melakukan pembajakan user session command yang tidak sesuai dengan prosedure resmi yang ada.
  • Jamming

“Denial of Service Attack/ DOS Attack” mudah untuk diterapkan ke dalam jaringan wireless. Dimana Jalur tidak dapat menjangkau klien atau akses point sebab jalur yang tidak resmi “membanjiri” frekuensi akses tersebut. Seorang penyerang dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai dapat dengan mudah “membanjiri” dengan frekuensi 2.4 Ghz, membuat signal menjadi rusak sampai jaringan wireless berhenti berfungsi. Dalam hal lain kawat telepon, monitor mini dan device lain yang beroperasi dengan frekuensi 2.4 Ghz dapat merusak jaringan wireless tersebut dengan menggunakan frekuensi ini. DOS attack ini dapat berasal dari luar area kerja wireless

  • Client-to-Client Attack

Dua klien wireless dapat saling berkomunikasi satu sama lain dengan melakukan akses point terlebih dahulu. Oleh karena itu user perlu untuk melakukan perlindungan terhadap klien tidak hanya sekedar melawan suatu ancaman eksternal tetapi juga melawan satu sama lain.

a. File Sharing dan Serangan melalui layanan TCP/IP

Layanan wireless klien yang berjalan menggunakan pelayanan yang diberikan oleh TCP/IP seperti web server , atau file sharing terbuka untuk pemakaian yang sama dari kesalahan konfigurasi setiap user di dalam suatu jaringan yang menggunakan kabel.

b. DOS (Denial of Service)

Suatu device wireless yang “membanjiri” klien wireless lain dengan menggunakan paket palsu, menciptakan suatu DOS attack, IP atau MAC palsu, secara sengaja atau tidak dapat menyebabkan kerusakan kepada jaringan.


  • Serangan “Brute Force Attack” terhadap Password seorang user

Sebagian besar akses point menggunakan suatu kunci tunggal atau password yang dimiliki oleh klien pada jaringan wireless. Serangan Brute Force ini mencoba melakukan uji coba terhadap kunci akses tersebut dengan memasukan beberapa kemungkinan.

  • Serangan terhadap Enkripsi

Standard 802.11b menggunakan sebuah system enkripsi yaitu WEP (Wireless Equivalent Privacy) tetapi system ini belum terdaftar sebelum tahun 2002. Tidak banyak peralatan siap tersedia untuk mangangkat masalah ini, tetapi perlu diingat bahwa para penyerang selalu dapat merancang alat yang dapat mengimbangi system keamanan yang baru.

  • Kesalahan Konfigurasi

Banyak akses point bekerja dalam suatu konfigurasi yang tidak aman kecuali para administrator yang mengerti resiko penggunaan keamanan wireless dan konfigurasi masing-masing unit sebelum di gunakan. Akses point ini akan tetap berjalan pada resiko yang tinggi untuk diserang atau ada yang menyalahgunakan. Bagian berikut ini menguji tiga akses point yang bisa dikatakan terbaru yaitu dari CISCO, Lucent dan 3Com. Meskipun masingmasing vendor mempunyai implementasi sendiri sendiri dalam menerapkan 802.11b. Menanggapi hal tersebut seharusnya para vendor mengembangkan produknya menjadi lebih aplikatif.

3.5  Keuntungan Wirless LAN Pada Perusahaan
WLAN saat ini banyak digunakan pada perkantoran baik yang berskala menengah atau besar. Perusahaan akan mendapat keuntungan jika menggunakan WLAN, seperti :

·         Produktivitas
Karyawan dapat selalu tersambung dengan internet dalam keadaan mobile.
Karyawan dapat dengan cepat merespon kebutuhan atau complain pelanggan.
Hasil akhirnya ialah tingkat penjualan dan loyalitas pelanggan yang semakin meningkat. Dan dalam keadaan tertentu proses pengambilan keputusan dapat segera dilakukan
·         Mobilitas
Kalangan interprise dimanapun mereka berada akan selalau dapat tersambung dengan internet. Dengan demikian akan sangat mendukung komunikasi ( suara, data dan informasi ) yang lebih cepat guna dalam mempertahankan pelanggan, pemasok, dan bahkan dalam mengahadapi persaingan.
·         Moral
Karyawan yang bekerja diluar kantor akan lebih percaya diri dan bangga dengan perusahaannya. Selain itu loyalitas akan semakin meningkat, sehingga tingkat perputaran karyawan dapat dihindari.
·         Jejaring ( jaringan )
Penerapan WLAN di suatu enterprise akan dapat mengembangkan jaringan ke area – area di lingkungan kerja secara efisien dan praktis.
·         Praktis
Akan lebih praktis dalam pengembangan maupun redesign jaringan karena tidak akan merusak / merubah jaringan fisik yang ada.
BAB IV
KESIMPULAN

Kelebihan dari WLAN :
  • Mobilitas Tinggi
  • Kemudahan dan kecepatan instalasi
  • Menurunkan biaya kepemilikan
  • Fleksibel
  • Scalable

Kekurangan dari WLAN :
  • Delay yang besar
  • Biaya peralatan mahal
  • Adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul, dan banyak sumber interferensi
  • Kapasitas jaringan menghadapi keterbatasan spektrum
  • Keamanan / kerahasiaan data kurang terjamin


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar